Pengalamanku



       Waktu aku TK aku adalah anak yang manis, sdkit menjeng, pendiem & gak neko2 “kata ortuku”. karena ortuku gak pernah memanjakan aku berlebihan. Masuk SD (swasta) yang dimana mapel agamanya itu banyak banget. Saat itu aku menjadi anak yang minder, teman2ku punya banyak barang bagus, sperti pensil, penghapus, buku, bulpain, crayon, pkoknya segala sesuatunya bagus "maklum orang kaya" sedangkan aku, cuma bisa ngliatin doang. Pernah suatu saat aku minta barang sperti itu ma ortu, tapi gak pernah di kasih seeekalipun. ksian sekali sih aku??  :'(   knapa si?? pdhal kan ortuku mampu. Aku gak punya banyak teman, aku ngrasa di jauhin sama mereka. Aku tambah minder berat sampai2 itu membuatku gak pnya semangat belajar. betapa sedihnya aku saat itu. Nilai un sdku pas2an, gak bisa dah daftar di smp favorit.  :)

       Aku masuk smp yang dekat dengan rumah ku, lumayan sih kurbih 1km. Menginjak kelas 1 minderku sedikit berkurang, karena temenku kebanyakan anak orang gak punya. Aku jadi sadar, ternyata masih banyak orang yang kekurangan,seharusnya aku masih nersyukur. aku lulus dengan nilai UN baik, aku bisa masuk SMA bagus deh. 

       Di SMA temenku banyak, jajanku banyak, alat tulis tinggal ambil aja, kebutuhan terpenuhi, karena bapakku wakepsek (wakil kepela sekolah) di SMA itu, juga pemilik barang2 yang ada di koprasi sekolahan, jd q bnyak di kenal guru dan anak2 SMA situ.awkwkwkwkwk   enak banget ternyata, Alhamdulillah minderku dah ilang saat itu. Aku dapet nilai UN tinggai waktu SMA. Aku bersyukur banget, selain itu, aku juga dapet pangeran hatiku juga, ihirrr . . . Senangnya hatiku  :D
jadi kesimpulannya "Seorang anak sangat membutuhkan bimbingan orang tua, pupuklah dia dengan kasih sayang, lindungi dia, berilah lisan yang baik, jangan biarkan ia berlarut2 dalam kesedihannya, berikanlah mereka segala sesuatu yang terbaik. Didiklah mereka sebaik-baiknya, beriakan pendidikan setinggi2nya agar kelak mereka menjadi individu yang berkualitas, dan insyaallah dapat menolong kita nantinya."


Anak itu seperti selembar kertas yang putih bersih, polos dan orang tua sebagai pena yang akan menggoreskan tinta (sikap individu). Jangan sampai salah mendidiknya, karena hal itu akan membekas, terbawa hingga dewasa sampai mati"

Semoga apa yang saya tulis ini bermanfaat. Amin , , , , ,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar